MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF-MAKE A MATCH
MAKALAH
$0A
Untuk memenuhi tugas matakuliah Strategi Belajar Mengajar
yang dibina oleh Bapak Ardyanto Tanjung
Oleh :
Dian Wahyu Lestari (209821419831)
Prilia Ayu Triastini (209821419841)
OFF K/2009
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
Oktober, 2010
PENDAHULUAN
Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). Sedangkan menurut Ibrahim (2000:2) model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Model ini mengalihkan proses pembelajaran sistem teacher center menjadi student center. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok (Lie, 2003:30). Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif adalah make a match. Metode make a match atau mencari pasangan ini merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
ISI DAN PEMBAHASAN
a. Latar belakang model make a match
Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari.
Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif-make a match.
b. Konsep dasar make a match
Model pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Model pembelajaran ini lahir sebagai alternatif lain untuk mengefektifkan proses pembelajaran di sekolah.
Pada dasarnya, model pembelajaran ini melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Dalam hal ini guru berperan sebagai pemonitor dan fasilitator. Model pembelajaran make a match ini cocok diterapkan dalam segala jenis mata pelajaran dan semua jenjang pendidikan.
c. Aplikasi make a match
Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut:
- Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
- Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
- Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
- Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).
- Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
- Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
- Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
- Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
d. Kelebihan dan kekurangan make a match
- Keunggulan dari metode ini ialah:
1. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them move)
2. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.
3. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.
4. Siswa akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan.
- Kelemahan dari metode ini ialah :
1. Jika kelas termasuk kelas gemuk (lebih dari 30 0rang/kelas) apabila guru kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan mengganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya. Apalagi jika gedung kelas tidak kedap suara. Tapi hal ini dapat diantisipasi dengan menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan siswa sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai. Pada dasarnya menendalikan kelas itu tergantung bagaimana guru memotivasinya pada langkah pembukaan.
2. Guru harus meluangkan waktu untuk mempersiapkan kartu-kartu tersebut sebelum masuk ke kelas.
e. Contoh penerapan model pembelajaran make a match dalam mata pelajaran geografi
- Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
Materi: Gempa Bumi
Rincian soal:
1. Apakah yang dimaksud gempa bumi?
2. Apa penyebab terjadinya gempa bumi?
3. Apa saja jenis-jenis gempa bumi?
4. Mengapa di Indonesia sering terjadi gempa bumi?
5. Jenis gempa apa yang paling sering terjadi di dunia, dan berikan alasannya!
Rincian jawaban:
1. Gempa bumi adalah
2. Penyebab terjadinya gempa bumi tergantung pada jenis gempa bumi,
- Gempa tektonik: disebabkan oleh bergeraknya lempeng-lempeng bumi
- Gempa vulkanik: dikarenakan adanya letusan gunung berapi sehingga menimbulkan getaran
- Gempa terban/ runtuhan: dikarenakan runtuhnya gua bawah tanah
3. Jenis-jenis gempa bumi yaitu, gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa terban/ runtuhan
4. Indonesia sering mengalami gempa bumi karena Indonesia terletak di jalur sirkum pasifik dan mediterania yang merupakan pertemuan lempeng-lempeng benua, dan karena lempeng di bumi ini selalu bergerak dan kemungkinan bertabrakan, sehingga menimbulkan gempa bumi.
5. Jenis gempa yang sering terjadi di dunia adalah gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan pergerakan lempeng-lempeng di bumi. Karena lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak, sehingga suatu saaat akan bertabrakan dan menimbulkan gempa bumi.
- Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
- Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
- Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
- Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
- Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
- Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
PENUTUP
Kesimpulan
Metode make a match atau mencari pasangan ini merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran, siswa dituntut aktif agar dapat menerima materi yang disampaikan dengan baik dan lebih mudah dalam memahami materi tersebut. Namun di sisi lain model ini dapat menjadi kurang efektif jika guru kurang dapat mengendalikan kelasnya sehingga kelas dapat berubah seperti pasar.
Saran
Model pembelajaran ini dapat dijadikan suatu alternate oleh guru agar pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa serta dapat memberikan variasi bagi siswa agar tidak bosan.