haloowen

13.2.12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN VII & VIII


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN VII & VIII
I.         Identitas Sekolah
Nama sekolah                          : SMA Negeri
Mata pelajaran                         : Geografi
Kelas/ semester                       : XI/ Genap
Alokasi Waktu                        : Dua kali pertemuan, 4x45 menit
Standar Kompetensi               : Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan.
Kompetensi Dasar                    : Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.
Indikator                                 :
1.    Menjelaskan konsep pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan pada pelestarian lingkungan hidup
2.    Menguraikan pentingnya pelestarian lingkungan hidup kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
3.    Menyimpulkan usaha-usaha pembangunan berkelanjutan yang tidak bertentangan dengan konsep pelestarian lingkungan hidup.
4.    Memberikan contoh upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.
II.      Tujuan Pembelajaran
1.      Siswa mampu menjelaskan konsep pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan pada pelestarian lingkungan hidup
2.      Siswa mampu menguraikan pentingnya pelestarian lingkungan hidup kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
3.      Siswa mampu menyimpulkan usaha-usaha pembangunan berkelanjutan yang tidak bertentangan dengan konsep pelestarian lingkungan hidup
4.      Siswa mampu memberikan contoh upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan




III.   Materi Pembelajaran
1.         Konsep pembangunan berkelanjutan
2.         Pentingnya pelesarian lingkungan hidup
3.         Pembangunan berkelanjutan kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup.
IV.   Pendekatan, Strategi, Metode, dan Model Pembelajaran
1.      Pendekatan                : Ketrampilan Proses
2.      Strategi                       : Pembelajaran Kontekstual
3.      Model Pembelajaran : Problem Based Learning
4.      Metode                       : Ceramah, Diskusi, Tanya-Jawab
V.      Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan VII
No.
Kegiatan
Pendidikan Karakter
Waktu (menit)
1.       
Pendahuluan
  1. Apersepsi: guru mengaitkan materi pembelajaran yang lalu dengan materi yang akan disampaikan. 
  2. Motivasi: guru bertanya mengenai pembangunan berkelanjutan  
  3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan nanti akan dapat dicapai oleh siswa.

Menghargai
5`
2.       
Kegiatan Inti
  1. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas untuk minggu ini dan minggu depan. 
  2. Siswa berkumpul dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
  3. Siswa mendengarkan ceramah dari guru mengenai konsep pembangunan berkelanjutan
  4. Siswa diberi artikel mengenai pembangunan berkelanjutan.
  5. Siswa merangkum artikel yang telah diberikan secara kelompok.
  6. Secara berkelompok, siswa membuat laporan hasil merangkum  artikel kemudian dikumpulkan.

Menghargai
Kerjasama


7`

2`


1`

25`

30`

10`
3.       
Penutup
  1. Siswa bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan pembelajaran hari ini
  2. Penugasan: membaca materi mengenai usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan, kemudian membuat rangkuman dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.  


10`

Jumlah

90`



            Pertemuan VIII
No.
Kegiatan
Pendidikan Karakter
Waktu (menit)
1.       
Pendahuluan
  1. Apersepsi: guru mengulas kembali secara singkat materi yang lalu.
  2. Motivasi: guru bertanya mengenai usaha pembangunan berkelanjutan.

Menghargai
10`
2.       
Kegiatan Inti
  1. Siswa diberi artikel yang dianalisis secara individu mengenai usaha-usaha pembangunan berkelanjutan yang berbasis pada pelestarian lingkungan hidup.
  2. Siswa menganalisis artikel
  3. Siswa membuat laporan hasil analisis artikel untuk dikumpulkan.  

Mandiri

2`



30`
30`
3.                   
Penutup
  1. Siswa bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan pembelajaran hari ini
  2. Tindak lanjut: guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan siswa di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.


10`



8`

Jumlah

90`



VI.   Sumber dan Media Pembelajaran
1.      Sumber                       : buku paket dan buku penunjang SMA yang sesuai.
2.      Media Pembelajaran   :  -
3.      Alat dan Bahan          : artikel
VII.Penilaian
Teknik penilaian                      : Penugasan
Instrument                               : Terlampir


Lampiran
Ringkasan Materi
Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan adalah sebuah proses perubahan yang dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan manusia. Dengan kata lain, pembangunan itu pada dasarnya untuk meningkatkan mutu hidup manusia. Tanpa proses dan tahapan, pembangunan yang dilakukan hanya omong kosong saja, sebab tidak ada langkah realnya. Jadi, untuk meningkatkan kemakmuran manusia hanya aïf dilakukan dengan cara melakukan perubahan di berbagai bidang. Sebagai contoh, berbicara mengenai kemajuan pendidikan tanpa mendirikan bangunan-bangunan sekolah baru di daerah yang sangat membutuhkan, adalah tidak ada artinya. Juga dalam menggalakkan pariwisata pantai tidak aïfan artinya selama pembangunan fisik pantai, jalan raya, dan fasilitas pendukung lainnya tidak dilakukan. Begitu juga cita-cita dalam memberantas segala bentuk kemiskinan, yang dilakukan tanpa langkah nyata dengan membangun sentra-sentra produksi yang bias menyerap tenaga kerja, memberikan kredit bagi pengusaha kecil, dan ikut merangsang masyarakat untuk mendirikan sentra-sentra usaha sendiri, tidak mungkin bias direalisasikan.
Semua cita, ide, atau tujuan apapun supaya aïf dicapai dengan baik, maka sebelumnya harus ada langkah nyata dengan melakukan serangkaian perubahan secara fisik, yang kita namakan dengan pembangunan. Akan tetapi dalam pembangunan hendaknya jangan sampai meninggalkan bekas yang justru kelak di kemudian hari menjadi masalah. Oleh karenanya semua jenis pembangunan itu harus berwawasan lingkungan. Dengan demikian, pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan untuk meningkatkan mutu kehidupan dan sekaligus menjaga dan memperkuat lingkungan untuk mendukung pembangunan yang berkesinambungan. Sehingga kalau kita membangun pantai-pantai dengan cara menebang mangrove dan mengangkat karang-karang laut demi indahnya pantai untuk pembangunan cottage, itu adalah salah besar dan bukan pembangunan berwawasan lingkungan. Karena pembangunan itu justru akan meninggalkan akibat yang besar dan berbahaya bagi generasi yang akan datang.
Pentingnya Pelestarian Lingkungan Hidup
Bumi menyediakan sumber daya alam yang terbatas. Beberapa jenis sumber daya bersifat tidak dapat diperbarui, misalnya bahan bakar/fosil. Di sisi lain, jumlah penduduk yang terus meningkat menuntut penyediaan pangan yang banyak, fasilitas hidup semakin beragam, dan barangbarang yang semakin banyak jumlahnya. Keadaan ini memicu eksploitasi sumber daya alam semakin meningkat. Batu bara, gas alam, minyak bumi, dan mineral merupakan jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Tiga jenis sumber daya tersebut merupakan potensi yang banyak mengalami penyusutan. Diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang ketiga jenis bahan bakar fosil itu akan habis. Bukan hanya ketiga jenis sumber daya yang tidak dapat diperbarui di atas, hutan yang termasuk sumber daya dapat diperbarui, tingkat kerusakannya lebih cepat dibanding tingkat pertumbuhannya.
Diperkirakan lebih dari separuh hutan hujan tropis dunia telah rusak dan gundul karena kegiatan pembalakan yang berlebihan serta pembukaan lahan hutan untuk pertanian. Di Indonesia, hutan yang hilang setiap hari diperkirakan 1,3 juta hektare. Kegiatan manusia yang merusak lingkungan menimbulkan dampak lingkungan seperti pencemaran, penipisan lapisan ozon, pemanasan global, dan kenaikan permukaan air laut. Masalah lingkungan ini berdampak pada kehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Sebagai contoh, penipisan ozon menyebabkan penyakit kulit, dan pembukaan lahan hutan yang cepat mengancam kehidupan hewan di hutan. Apabila kegiatan manusia menimbulkan kerusakan lingkungan alam dan habitat tumbuhan dan hewan, berarti secara nyata telah mengurangi keutuhan dari kekayaan alam kita. Sekali terjadi kepunahan tumbuhan dan hewan maka generasi mendatang tidak memiliki kesempatan menyaksikan dan menikmatinya lagi. Banyak tumbuhan dan hewan merupakan sumber makanan yang penting. Sekali mereka punah maka manusia akan kehilangan sumber makanan penting ini. Untuk mencegah dari kepunahan, kita harus bertanggung jawab dalam menggunakan sumber daya alam.
Wilayah Konservasi
Konservasi adalah sebuah proses usaha untuk menjaga dan memelihara terhadap suatu fenomena alam. Paling tidak ada dua macam tujuan diadakannya konservasi, yaitu sebagai berikut.
1.      Untuk menjaga kelestarian dan keutuhan suatu jenis kehidupan. Ini dilakukan untuk menjaga jangan sampai terjadi kepunahan pada jenis-jenis flora dan fauna tertentu.
2.      Untuk menciptakan bibit unggul. Dengan dilindunginya berbagai jenis hewan dan tumbuhan, maka di area ini manusia memiliki kesempatan untuk melakukan berbagai penelitian demi terciptanya suatu bibit unggul.
Kemudian dikenal ada dua macam area konservasi, yaitu konservasi flora dan fauna serta konservasi lahan.
1.      Konservasi Flora dan Fauna
Dalam menjaga dan melanggengkan utuhnya berbagai spesies flora dan fauna, pada dasarnya kita ikut andil. Sebab ada spesies-spesies tertentu yang nyaris punah dan tidak ada lagi di permukaan bumi. Ada juga spesies flora ataupun fauna tertentu yang diburu oleh manusia entah karena aïfan khasiatnya atau karena nilai ekonomis yang terkandung di dalamnya.  Dengan penanganan yang baik dan bijak, kepunahan spesies flora maupun fauna dapat ditanggulangi. Sebagai contoh usaha pemerintah Indonesia dalam menanggulangi masalah kepunahan jenis tumbuhan adalah sebagai berikut.
a.    Pada tahun 1980-an, pertanian Indonesia pernah dilanda serangan hama wereng yang hebat, sehingga hampir semua petani mengalami kerugian. Maka dilakukanlah dua hal untuk mengantisipasinya. Pertama, dilakukan pembunuhan terhadap hama wereng. Kedua, dilakukan penelitian untuk menciptakan bibit unggul yang tahan terhadap wereng. Kemudian ditemukan satu bibit unggul padi yang disebut dengan padi unggul IR-36, hasil perkawinan antara varietas padi Indonesia dengan jenis padi liar Oryza Nivara dari India.
b.   Pada tahun 1881 pernah terjadi serangan penyakit ”sereh” pada tanaman tebu. Kemudian diadakan penelitian, yang akhirnya ditemukan suatu tebu bibit unggul hasil perkawinan antara tebu liar gelagah (Saccharum spontanicum) dengan tebu varietas Cirebon hitam (Zwart cheribon)
Di Indonesia ada beberapa wilayah yang dijadikan kawasan konservasi flora, yaitu sebagai berikut.
1)        Kawasan Lindung Taman Nasional Gunung Leuser di Nanggroe Aceh Darussalam
2)        Kawasan Lindung Taman Hutan Raya Bogor
3)        Kawasan Lindung Cagar Alam Pananjung di Pangandaran
4)        Kawasan Lindung Taman Hutan Cibodas di kaki Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat
Seperti halnya konservasi yang dilakukan untuk melestarikan keberadaan jenis flora tertentu, konservasi fauna pun perlu dilakukan, karena memelihara keutuhan semua jenis hewan adalah tugas manusia yang sangat penting, sebab populasi hewan-hewan tertentu sudah mulai berkurang. Namun, banyak manusia yang serakah, hanya untuk menyalurkan hobinya, mereka rela mengeluarkan biaya yang banyak untuk aïf sampai ke tempattempat tertentu dengan tujuan berburu. Mereka memburu dan membunuh hewan-hewan itu hanya didasarkan hobi atau kesenangan saja. Begitu aïf perilaku manusia yang seperti itu. Tidak berpikirkah manusia bahwa hewan-hewan yang mereka tembak itu jumlahnya semakin terbatas? Apalagi banyak hewan yang diburu itu adalah hewan yang dilindungi. Adapun beberapa tempat konservasi hewan di Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Taman Nasional gajah Way Kambas di Lampung
b. Taman Nasional badak di Ujung Kulon
c. Taman Nasional komodo di Pulau Komodo
2. Konservasi Lahan
Konservasi lahan adalah pemeliharaan terhadap keutuhan dan kelestarian suatu tempat. Mengapa tempat-tempat itu mesti dijaga kelestariannya? Karena lahan memiliki nilai strategis, sehingga keberadaannya mempengaruhi stabilitas lahan itu sendiri maupun tempat lain di sekitarnya. Sehingga jika lahan yang dikonservasi rusak, maka wilayah sekitar akan merasakan akibatnya. Sebagai contoh, Puncak Bogor yang berada di kawasan perkebunan teh Gunung Mas jika mengalami kerusakan, baik secara fisik ataupun karena salah pengelolaannya, maka yang akan merasakan akibatnya adalah daerah sekitarnya seperti Bogor, Cianjur, termasuk Jakarta, dimana jika musim hujan tiba, daerah-daerah tersebut akan kekurangan air bersih


Artikel 1
Keterbatasan Ekologis Dalam Pembangunan Dan Upaya Mengatasinya
Meningkatnya jumlah penduduk bumi menyebabkan peningkatan ber bagai kebutuhan, mulai dari pangan, sandang, maupun pemukiman. Dibutuhkan pula sumber daya alam lainnya seperti tanah, air, energi, mineral, dan lainnya yang diambil dari persediaan sumber daya alam di bumi. Semula kehidupan manusia di bumi di kuasai oleh alam, namun dengan munculnya etika Ba rat lahirlah sistem nilai yang hakikatnya memandang bahwa manusialah yang menguasai dan menjadi pusat (antroposentris). Dalam sistem nilai seperti ini lahirlah anggap an bahwa apa yang ada di bumi ini adalah untuk manusia. Disamping kebutuhan tersebut maka pada manusia terdapat keinginan-keinginan agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan untuk kepentingan manusia menyebabkan menipisnya persediaan sumber daya alam, bahkan sisa-sisa pengolahan berbagai barang akhirnya menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. Beberapa contoh mengenai terjadinya bencana lingkungan akibat pencemaran dan lainnya adalah sebagai berikut.
1.      Pencemaran limbah industri dan rumah tangga me nyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan. Hujan asam di berbagai kota di Indonesia me nyebabkan timbulnya berbagai penyakit, kerusakan, dan kematian tanaman pertanian serta kerusakan hutan.
2.      Pencemaran yang disebabkan kecelakaan, mi salnya bocornya pabrik pestisida di Bhopal (India) dan kecelakaan pusat listrik tenaga nuklir di Chernobyl (Rusia) telah menimbulkan banyak kerugian.
3.      Terjadinya erosi dan banjir di berbagai bagian bumi, seperti di India, Indonesia, dan Cina.
4.      Terganggunya udara di kota London dan Los Angeles karena udara tercemar oleh asap berbagai industri sehingga mengganggu kesehatan penduduk.
5.      Malapetaka yang terjadi di Ethiopia (Afrika) 1980, yakni kegagalan panen akibat kekeringan yang menyebabkan kelaparan dan kematian, berawal dari pertumbuhan penduduk yang tinggi, penggundulan hutan, erosi tanah yang meluas, dan kurangnya dukungan terhadap program pertanian.
Pembangunan yang dilakukan oleh setiap negara nampaknya dapat meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Sejalan dengan itu eksploitasi sumber daya alam semakin meningkat. Akibatnya persediaan sumber daya alam makin terkuras dan pencemaran lingkungan makin meningkat. Hal ini terjadi tidak hanya pada nega ra maju, tetapi juga terjadi pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Negara maju masih meneruskan pola hidupnya yang mewah dan boros. Jumlah industri, kendaraan bermotor, dan konsumsi energy terus meningkat dalam memenuhi kebutuhan kehidupan mereka. Sementara negara berkembang berusaha keluar dari kemiskinannya melalui peningkatan pembangunan. Untuk itu, eksploitasi sumber daya alam dilakukan, baik untuk kebutuhan dalam negeri, maupun untuk ekspor.


Artikel 2
Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Sejak manusia meninggalkan cara hidup mengembara dan berburu liar, maka sejak saat itu pula sumber daya alam dan lingkungan hidup manusia mulai dikelola, dimanfaatkan dalam batas-batas tertentu, dan dengan tujuan-tujuan tertentu. Dalam asasnya, pengelolaan sumber daya alam memiliki tujuantujuan sebagai berikut.
1.      Menjamin kesehatan dan kesejahteraan manusia, baik yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah.
2.      Melindungi alam (lingkungan), seperti tanah, udara, air, flora, dan fauna dari gangguan alami dan manusia.
3.      Menghilangkan, menghapus atau memberantas bahaya, kerusakan, kerugian, pencemaran, dan beban-beban lain yang disebabkan oleh perilaku manusia.
4.       Memperbaiki mutu atau kualitas lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan pada dasarnya adalah suatu upaya pembangunan yang berjalan berkesinambungan atau berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah suatu proses pembangunan yang memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia sebesar-besarnya, dengan menyerasikan potensi sumber daya alam dengan manusia sebagai subjek dan objek dalam pembangunan. Pandangan ini didasari oleh beberapa anggapan, yaitu sebagai berikut.
1.      Proses pembangunan harus berlangsung terus-menerus, ditopang oleh sumber daya alam yang selalu tersedia dan cukup, mutu lingkungan yang baik, serta bertahan dalam waktu cukup lama.
2.       Sumber daya alam terutama udara, air, dan tanah memiliki ambang batas yang penggunaannya akan menyusut baik kuantitas maupun kualitasnya.
3.       Mutu atau kualitas lingkungan berhubungan langsung dengan mutu atau kualitas hidup. Semakin baik kualitas atau mutu lingkungan maka semakin baik pula mutu atau kualitas hidup.
4.      Pola penggunaan sumber daya alam saat ini seharusnya memberikan kemungkinan berbagai pilihan pengunaan sumber daya alam di masa mendatang, seperti bahan bakar untuk kendaraan bermotor tidak selamanya harus menggunakan bensin atau solar.
5.      Pembangunan berkelanjutan harus merupakan solidaritas antargenerasi, maksudnya sumber daya alam yang ada sekarang tidak hanya dihabiskan untuk kesejahteraan generasi saat ini, tetapi dapat diwariskan bagi kesejahteraan generasi di masa mendatang.
 Pengelolaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui perlu memperhitungkan hal-hal sebagai berikut.
1.      Segi keterbatasan jumlah dan mutu sumber daya alam.
2.      Lokasi sumber daya alam serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan masyarakat dan pembangunan daerah.
3.       Penggunaan hasil sumber daya alam harus dilakukan secara hemat dan tidak boros.
4.      Limbah dikelola secara bijaksana.
Adapun di dalam pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui harus memperhitungkan hal-hal sebagai berikut.
1.      Cara pengolahan yang secara serentak disertai proses pembaruannya.
2.      Hasil penggunaannya harus diperuntukkan bagi terjaminnya pembaruan sumber daya alam.
3.      Teknologi yang dipakai diusahakan tidak merusak kemampuan sumber daya alam untuk diperbarui.
4.      Dampak aïfan dari pengolahannya harus diminimalkan sehingga diperlukan langkah dan pengelolaan yang baik.


Penilaian
Lembar Penilaian Tugas Merangkum Artikel
No
Nama siswa
Aspek yang dinilai
Skor
Nilai
keterangan
Isi Rangkuman
Pemberian komentar
1






2






Dst







Rubrik Penilaian
No
Aspek yang dinilai
Deskripsi
Skor
1
Isi Rangkuman
a.       Siswa mampu merangkum artikel dengan baik meggunakan bahasa yang tepat.
b.      Siswa mampu merangkum artikel dengan baik namun penggunaan bahasa yang kurang tepat.
c.       Siswa kurang mampu merangkum artikel dengan baik namun penggunaa bahasa tepat.
d.      Siswa kurang mampu merangkum artikel dan tidak menggunakan bahasa yang tepat.
4

3

2

1
2
Pemberian komentar
a.       Siswa mampu memberi komentar dengan jelas dan benar
b.      Siswa mampu memberi komentar dengan jelas namun kurang benar
c.       Siswa kurang mampu memberi komentar dengan jelas namun benar
d.      Siswa kurang mampu memberi komentar dengan jelas dan benar
4
3

2

1


Skor maksimal : 8
Skor minimal               : 2
Nilai angka                  : (jumlah skor diperoleh : skor maksimal) x 100

Rentang skor
Nilai huruf
Kriteria
7-8
A
Baik sekali
5-6
B
Baik
3-4
C
Cukup
2-3
D
Kurang



Soal untuk Tugas Rumah
1.      Apakah yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan?
2.      Apakah usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan luas lahan garapan dan hasil panen?
3.      Apakah usaha yang perlu dilakukan untuk melestarikan sumber daya dan air? Jelaskan!
Kunci jawaban
1.      Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
2.      Untuk meningkatkan luas lahan garapan panen yaitu dengan cara pebukaan lahan hutan, pengairan pada lahan kering, reboisasi pada lahan gersang, da terasering untuk lahan miring. Sedangkan untuk meningkatkan hasil panen adalah perlu memperhatikan kondisi fisik, yaitu kesuburan tanah, relief dan tekstur tanah.
3.      Usaha yang dilakukan untuk melestarikan sumber daya air di antaranya sanitasi air sungai dan sumur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar