RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN II & III
I. Identitas Sekolah
Nama sekolah : SMA Negeri
Mata pelajaran : Geografi
Kelas/ semester : XI/ Genap
Alokasi Waktu : Dua kali pertemuan, 4x45 menit
Standar Kompetensi : Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan.
Kompetensi Dasar : Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.
Indikator :
1. Mengidentifikasi penyebab-penyebab munculnya permasalahan lingkungan
2. Memberi contoh bentuk-bentuk permasalahan lingkungan di sekitar tempat tinggal.
3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup di Indonesia.
4. Mengidentifikasi penyebab-penyebab kerusakan lingkungan hidup di Indonesia
II. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab-penyebab munculnya permasalahan lingkungan.
2. Siswa mampu menghindari kegiatan yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan hidup.
3. Siswa mampu memberi contoh permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal.
4. Siswa mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup di Indonesia.
5. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab-penyebab kerusakan lingkungan hidup di Indonesia
III. Materi Pembelajaran
· Degradasi lingkungan
IV. Pendekatan, Strategi, Metode, dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Ketrampilan Proses
2. Strategi : Pembelajaran Kontekstual
3. Model Pembelajaran : Problem Based Learning
4. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya-Jawab
V. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan II
No. | Kegiatan | Pendidikan Karakter | Waktu (menit) |
1. | Pendahuluan
| Menghargai | 10` |
2. | Kegiatan Inti
| Kerjasama Menghargai Tanggap | 10` 2` 3` 20` 30` |
3. | Penutup
| | 10` |
| Jumlah | | 90` |
Pertemuan III
No. | Kegiatan | Pendidikan Karakter | Waktu (menit) |
1. | Pendahuluan
c. Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing | Menghargai | 12` |
2. | Kegiatan Inti
| Peduli lingkungan Tanggap Kerjasama Berani Toleransi Tanggung jawab | 10` 3` 5` 15` 20` 10` |
3. | Penutup
| | 10` 5` |
| Jumlah | | 90` |
VI. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber : buku paket dan buku penunjang SMA yang sesuai.
2. Media Pembelajaran : LKS
3. Alat dan Bahan : Gambar bentuk-bentuk kerusakan lingkungan.
VII.Penilaian
Teknik penilaian : Penugasan, Unjuk Kerja
Instrument : Terlampir
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Mengidentifikasi penyebab-penyebab munculnya permasalahan lingkungan
Gambar-Gambar
|
| ||||||||
| |||||||||
|
Lampiran
Ringkasan Materi
Degradasi lingkungan
1. Keterbatasan Kualitas Lingkungan Hidup
Lingkungan sebagai area atau tempat hidupnya semua makhluk hidup memiliki variabel-variabel yang saling terkait, seperti air tanah, sirkulasi udara, dan kesuburan tanah. Misalnya air tanah akan selalu ada dan bisa dimanfaatkan oleh manusia selama prasyarat-prasyaratnya terpenuhi, yaitu daerah yang tinggi seperti gunung, yang berfungsi. sebagai daerah tangkapan hujan, serta masih berfungsi sebagaimana mestinya. Lingkungan berkualitas ditandai dengan masih utuhnya semua vegetasi dan tingkat perubahan tanahnya mengalami tingkat erosi yang sangat kecil. Sehingga jika keduanya berinteraksi, maka semua jenis tumbuhan di gunung itu akan tumbuh dengan subur karena semua jenis hara tersedia dalam tanah. Jika prasyarat awal seperti itu sudah tidak terpenuhi, maka mata air tanah akan terganggu keberadaannya. Sehingga tentu akibatnya masyarakat akan kesulitan mendapatkan air tanah, karena hampir semua mata air kering. Proses sirkulasi udara pun akan terganggu manakala proses fotosintesis tumbuhan terganggu. Ini terjadi jika habitat tumbuhan itu terganggu atau mungkin hilang sama sekali. Kualitas lingkungan saat ini ternyata sudah sangat mengkhawatirkan, karena hampir di mana-mana terjadi perubahan dalam penggunaan lahan. Hutan yang tadinya lebat berubah menjadi kawasan pertanian, lahan terbuka hijau berubah menjadi kawasan permukiman, dan sebagainya. Akibat penurunan kualitas lingkungan yang sudah tidak serasi lagi, maka tidak heran sekarang ini banyak kita temukan bencana banjir, longsor, krisis air bersih, dan udara kotor.
2. Upaya Penanggulangan Keterbatasan Kualitas Lingkungan Hidup
Supaya kualitas lingkungan tetap utuh atau serasi dan penuh keseimbangan, maka perlu diambil langkah-langkah khusus oleh manusia sebagai pelaku utama dalam penentu kualitas lingkungan. Indikasi kualitas lingkungan yang masih utuh adalah ditandai dengan masih serasinya manusia dengan lingkungan tempat tinggalnya. Serasi itu sendiri ditandai dengan masih kerasannya manusia tetap tinggal di lingkungannya. Sebab jika manusia sudah melakukan migrasi ke tempat lain, berarti ada hal yang kurang serasi antara dirinya dengan lingkungan tempat tinggalnya. Orang berpindah tempat seperti itu karena berbagai alasan, seperti pendidikan, mata pencaharian, atau sulit mendapatkan air bersih. Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu dilakukan manusia dalam upaya menanggulangi keterbatasan lingkungan di antaranya sebagai berikut.
a. Upaya yang berhubungan dengan biofisik
Di antaranya adalah menata kembali semua elemen kehidupan di permukaan bumi ini, dimana semua bentuk yang mengarah kepada rusaknya tatanan lingkungan biofisik harus segera ditangani.
1) Hutan jangan dibiarkan rusak, sebab jika sudah mengalami kerusakan yang berat, proses pemulihannya memerlukan waktu yang lama. Sehingga sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah, maka akan lebih baik hutan-hutan atau gunung-gunung dikondisikan untuk selalu tetap hijau. Jadi langkah-langkah reboisasi harus dilakukan setiap saat, jangan menunggu hutan rusak parah, jangan menunggu masyarakat kekurangan air bersih, jangan menunggu erosi terjadi.
2) Kelestarian pantai harus senantiasa terjaga dengan ketat, kerusakan sedikit saja harus segera ditangani. Setiap orang yang melakukan perusakan di pantai harus segera diselesaikan secara hukum, supaya ia jera. Penebangan pohon mangrove dan penambangan pasir laut secara liar harus segera dihentikan.
3) Jangan menggunakan pestisida berlebihan, karena akan merusak tatanan kehidupan di dalam tanah, jasad renik pengurai, seperti cacing dan hewan-hewan lainnya yang berfungsi sebagai makhluk hidup penggembur tanah. Sebab tanpa makhluk itu kegemburan tanah akan terhambat.
b. Upaya yang berhubungan dengan sosial budaya
Manusia adalah pelaku utama dalam menentukan keutuhan kualitas lingkungan. Sikap bijaksana manusia sendirilah yang akan menciptakan keserasian lingkungan tempat tinggalnya. Sikap manusia yang ramah dan bijaksana terhadap lingkungannya akan menjadi indikasi awal keserasian lingkungan ini. Sikap ramah dan bijaksana manusia itu ditampilkan lewat aksi nyata, seperti pertama, membatasi jumlah kelahiran anak supaya tidak menjadi beban besar bagi lingkungan. Kedua, diadakan pendidikan lingkungan hidup, yang teknisnya bisa dimasukkan ke dalam pelajaran di sekolah, artinya ada jenis mata pelajaran mengenai lingkungan hidup, baik itu di SD, SMP, atau SMA. Ketiga, jangan berlaku semena-mena terhadap lingkungan. Sikap semena-mena manusia inilah yang kemudian menjadi penyebab terbesar kerusakan lingkungan di muka bumi ini. Beraneka ragam perilaku manusia dalam melakukan perusakan. Akan tetapi hampir semua alasan dalam melakukan kerusakan tersebut hanya untuk ”urusan perut” saja. Mereka tidak sadar akan perilaku yang diperbuatnya, apakah akan menimbulkan kerusakan atau tidak. Maka tidak ada jalan lain, kecuali menyadarkan kembali manusia bahwa segala perbuatannya itu akan menimbulkan banyak kerusakan bagi lingkungan alam dan keselamatan kehidupan manusia itu sendiri untuk masa kini dan masa yang akan datang.
c. Upaya yang berhubungan dengan tingkat ekonomi penduduk
Kelompok penduduk yang tingkat perekonomiannya tinggi maupun kelompok penduduk yang tingkat perekonomiannya rendah sama-sama memiliki potensi untuk berperilaku merusak keutuhan lingkungan hidup. Kelompok orang yang perekonomiannya tinggi memiliki banyak kemungkinan untuk mengubah lingkungannya. Dalam rangka memenuhi kebutuhannya itu, mereka akan membuat semua fasilitas dan kebutuhan dasarnya senyaman mungkin, karena mereka memiliki banyak keleluasaan dalam bidang ekonomi. Akan tetapi dalam memenuhi ambisi supaya semuanya menjadi nyaman, secara tidak langsung mereka telah mengubah kualitas lingkungan menjadi turun. Seperti untuk mendapatkan air tanah mereka menyedotnya dari tanah yang paling dalam dengan tujuan jika musim kemarau tiba, air tidak menjadi persoalan. Kemudian supaya sirkulasi udara dalam rumah lancar, maka digunakan kayu kelas satu yang tentunya diambil dari hutanhutan lindung. Ini semua dilakukan demi kenyamanan hidup. Ternyata usaha-usaha menciptakan kenyamanan bagi orang yang memiliki banyak uang, tidak selamanya benar, sebab ada pihak-pihak lain yang merasa dirugikan. Menyedot air tanah yang paling dalam dapat mengganggu tetangga sebelah yang menyedot air hanya sampai air tanah dangkal saja, karena jelas debit airnya akan berkurang. Kelompok orang berstrata ekonomi rendah juga ikut andil dalam mempengaruhi kerusakan lingkungan, walaupun intensitasnya berbeda dengan kelompok orang berstrata ekonomi tinggi. Supaya masyarakat dalam setiap lapisan ekonomi tidak melakukan perusakan terhadap kualitas lingkungan, maka mereka semua harus disadarkan terlebih dahulu bahwa kerusakan lingkungan itu sangat merugikan. Sebab baik kecil ataupun besar, yang namanya merusak tetap merusak, tidak ada alasan lain kecuali dengan ,menghentikan pengrusakan lingkungan sekarang juga. Proses menyadarkan perilaku masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, baik dari kalangan atas maupun kalangan bawah, tentu tidak mudah, sebab bersinggungan dengan sikap mental. Paling tidak ada tiga langkah yang mungkin dapat dilakukan untuk menyadarkan mereka. Pertama, kita maupun pemerintah harus terus dengan gencar menginformasikan kondisi kualitas lingkungan yang sebenarnya, dari mulai kerusakan hutan sampai kondisi limbah industri, bagi kehidupan masyarakat luas. Kedua, pihak terkait harus menginformasikan dengan jelas kepada masyarakat akan akibat kerusakan hutan dan limbah industri yang belum diolah terlebih dahulu terhadap lingkungan. Ketiga, penegak hukum harus konsisten terhadap setiap pelanggaran hukum yang berkenaan dengan pengrusakan lingkungan, siapa pun orangnya.
Rubrik Penilaian
Skor maksimal : 56
Skor minimal : 0
Nilai angka : (skor yang diperoleh / skor maksimal) x 100%
Rentang skor | Nilai huruf | Kriteria |
42-56 | A | Baik sekali |
28-41 | B | Baik |
14-27 | C | Cukup |
0-14 | D | Kurang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar